Translate

Thursday, March 6, 2014

Penyebab Bahan Material Dinding Bangunan Rumah Retak

Dinding Retak

Penyebab dinding rumah retak ada dua macam yakni dinding retak struktur dan dinding retak rambut :
1. Dinding retak struktur :
• Retakan lebar
• Ukuran retakan > 1mm
• Terjadi akibat pergerakan tanah dibawah pondasi.
• Bila retakan > 2 mm, harus dilakukan perbaikan dengan merenovasi konstruksi fisik bangunan rumah
2. Dinding retak rambut
• Retakan bercabang-cabang
• Ukuran retakan < 1mm
• Terjadi akibat:
• Pekerjaan acian yang tidak sempurna misalnya aplikasi saat dinding dalam kondisi panas sehingga ikatan acian belum sempat menyatu dengan plesteran sudah kering terlebih dahulu
Acian semen yang tipis dan belum kering kemudian dilapisi lagi dengan acian
• Cat yang digunakan tidak memiliki elastisitas yang baik.
Mengatasi dinding rumah retak diatas dengan lakukan penyiraman air sampai jenuh terlebih dahulu pada bidang-bidang yang akan di aci agar kondisi dinding lembab.

Dinding retak rumah akibat penyusutan pada dinding

dinding retak rumah, dinding rumah retak, punca dinding rumah retak, kenapa dinding rumah retak, tembok rumah retak, penyebab dinding rumah retak, mengatasi dinding rumah retak, solusi dinding rumah retak, memperbaiki dinding rumah retak, sebab dinding rumah retak, dinding retak, dinding retak rambut, dinding retak struktur, retak dinding rumah, masalah dinding retak, baiki dinding retak, plaster dinding retak, tampal dinding retak, membaiki dinding retak, tips dinding retak

Dinding retak ini disebabkan oleh :
1. Beton, plesteran dan acian yang dibuat terlalu banyak air sehingga pada saat pengeringan akan terjadi proses penyusutan.
2. Dalam jangka waktu lama batu bata mengalami pemuaian
3. Retak akibat muai susut seperti ini sering terjadi pada sambungan-sambungan yang lemah seperti sudut-sudut pada jendela.

Dinding rumah retak akibat pergerakan pondasi atau dinding

dinding retak rumah, dinding rumah retak, punca dinding rumah retak, kenapa dinding rumah retak, tembok rumah retak, penyebab dinding rumah retak, mengatasi dinding rumah retak, solusi dinding rumah retak, memperbaiki dinding rumah retak, sebab dinding rumah retak, dinding retak, dinding retak rambut, dinding retak struktur, retak dinding rumah, masalah dinding retak, baiki dinding retak, plaster dinding retak, tampal dinding retak, membaiki dinding retak, tips dinding retak

Pergerakan struktur akan terjadi apabila :
1. Pondasi bangunan rumah tidak stabil, seperti satu bagian menurun akibat dari bagian lain yang kondisinya tidak baik.
2. Karena pergerakan struktur ditandai dengan retak secara diagonal.

Tembok rumah retak akibat pergerakan struktur

dinding retak rumah, dinding rumah retak, punca dinding rumah retak, kenapa dinding rumah retak, tembok rumah retak, penyebab dinding rumah retak, mengatasi dinding rumah retak, solusi dinding rumah retak, memperbaiki dinding rumah retak, sebab dinding rumah retak, dinding retak, dinding retak rambut, dinding retak struktur, retak dinding rumah, masalah dinding retak, baiki dinding retak, plaster dinding retak, tampal dinding retak, membaiki dinding retak, tips dinding retak

Dinding retak ini disebabkan oleh :
1. Bangunan tersebut menerima beban terlalu berat.
2. Batas toleransi berubahnya balok struktur adalah maksimum L/360 bentang yang banyak terjadi pada struktur.
3. Retak akibat balok struktur yang melengkung ditandai oleh retak horizontal sepanjang pasangan bata ringan diantara bentang balok.
4. Pergerakan dinding dapat juga terjadi oleh akar pohon yang mengangkat pondasi bangunan rumah tersebut atau terjadi penurunan pada tanah yang bersebelahan dengan bangunan tersebut.

Plaster dinding retak

dinding retak rumah, dinding rumah retak, punca dinding rumah retak, kenapa dinding rumah retak, tembok rumah retak, penyebab dinding rumah retak, mengatasi dinding rumah retak, solusi dinding rumah retak, memperbaiki dinding rumah retak, sebab dinding rumah retak, dinding retak, dinding retak rambut, dinding retak struktur, retak dinding rumah, masalah dinding retak, baiki dinding retak, plaster dinding retak, tampal dinding retak, membaiki dinding retak, tips dinding retak

Dinding retak ini disebabkan antara lain oleh :
1. Pasir dengan kadar lumpur dan organik yang tinggi.
2. Terlalu banyak/sedikit semen
3. Terlalu banyak/sedikit air
4. Persiapan substrate yang buruk
5. Dinding terlalu kering
6. Aplikasi pada cuaca panas yang sangat terik dan tiupan angin kencang.

Masalah dinding retak pada pertemuan dinding

dinding retak rumah, dinding rumah retak, punca dinding rumah retak, kenapa dinding rumah retak, tembok rumah retak, penyebab dinding rumah retak, mengatasi dinding rumah retak, solusi dinding rumah retak, memperbaiki dinding rumah retak, sebab dinding rumah retak, dinding retak, dinding retak rambut, dinding retak struktur, retak dinding rumah, masalah dinding retak, baiki dinding retak, plaster dinding retak, tampal dinding retak, membaiki dinding retak, tips dinding retak

Dinding retak ini disebabkan oleh :
Plesteran menutupi dua bidang yang berbeda, seperti misalnya pasangan bata dan permukaan beton.

Solusi dinding retak karena pertemuan dinding adalah :
1. Diantara kedua permukaan yang berbeda tersebut harus dibuat dilatasi.
2. Pada tempat yang dibuat dilatasi tersebut diisikan besi strip, fiber glass atau rubber sealent untuk memperkuat plester.
3. Daya rekat spesi pasangan bata pada sudut-sudut pertemuan dinding harus kuat karena pada tempat-tempat seperti ini rawan terjadi retak.

Penyebab dinding rumah retak karena pemasangan conduit

dinding retak rumah, dinding rumah retak, punca dinding rumah retak, kenapa dinding rumah retak, tembok rumah retak, penyebab dinding rumah retak, mengatasi dinding rumah retak, solusi dinding rumah retak, memperbaiki dinding rumah retak, sebab dinding rumah retak, dinding retak, dinding retak rambut, dinding retak struktur, retak dinding rumah, masalah dinding retak, baiki dinding retak, plaster dinding retak, tampal dinding retak, membaiki dinding retak, tips dinding retak

Dinding retak ini disebabkan oleh :
Chapping untuk menanam kabel (conduit).

Solusi dinding retak karena conduit adalah :
1. Sebaiknya conduit dibuat paling tidak satu hari sebelum dinding diplester dan chapping dilakukan pada permukaan bata.
2. Pastikan pekerjaan conduit telah selesai sebelum memulai pleteran dinding bangunan rumah pada kedua sisinya.

Sebab dinding rumah retak karena ketebalan plesteran

dinding retak rumah, dinding rumah retak, punca dinding rumah retak, kenapa dinding rumah retak, tembok rumah retak, penyebab dinding rumah retak, mengatasi dinding rumah retak, solusi dinding rumah retak, memperbaiki dinding rumah retak, sebab dinding rumah retak, dinding retak, dinding retak rambut, dinding retak struktur, retak dinding rumah, masalah dinding retak, baiki dinding retak, plaster dinding retak, tampal dinding retak, membaiki dinding retak, tips dinding retak

Dinding retak ini disebabkan oleh :
Perbedaan ketebalan plesteran akan menyebabkan penyusutan dan pengeringan yang berbeda dan akibatnya akan terjadi retak pada plesteran yang paling tipis terutama pada sudut.

Solusi dinding retak karena plesteran adalah :
Plesteran dibuat dengan ketebalan yang sama pada semua bagian.

Tuesday, March 4, 2014

KESAN HUJAN DAN KEADAAN BASAH PADA BANGUNAN DAN PERSEKITARAN


1.0 PENGENALAN
Malaysia ialah sebuah negara yang mengalami iklim panas-lembap tropika. Hujan dan panas serta kandungan kelembapan udaranya yang tinggi merupakan sebahagian daripada ciri utama iklim ini. Panas matahari yang terik dan hujan merupakan dua anasir yang berpotensi untuk memusnahkan keindahan bangunan dan berbagai-bagai kesan negatif yang lain. Oleh itu rekabentuk bangunan di kawasan ini memerlukan penelitian yang khusus terutamanya bagi mengatasi kesan-kesan negatif anasir iklim khususnya kemasukan air atau kelembapan yang amat memudaratkan ini. Bangunan yang indah akan luntur keindahannya dalam tempoh yang singkat. Proses mengecat bangunan tidak putus-putus dilakukan, namun pengusangan begitu cepat dirasakan. Keluhan- keluhan ini sebenarnya berasas dan berpunca daripada sumber yang sebahagiannya dikawal pada peringkat rekabentuk lagi. Kefahaman dalam perkara ini akan dapat menjimatkan sebahagian kos penyenggaraan bangunan dan sedikit sebanyak dapat meredakan keluhan-keluhan para pemilik bangunan.
Keadaan basah dan lembap komponen dan binaan bangunan di negara kita merupakan salah satu masalah umum bangunan yang perlu diatasi kerana implikasi kosnya kadangkala terlalu mahal. Keadaan basah dan lembap ini menyebabkan peroses pengusangan dan pereputan bangunan menjadi lebih cepat dan kerapkali membebankan pemilik bangunan sekiranya penyenggaraan bangunan yang berterusan tidak dilakukan. Bahagian luar bangunan yang sentiasa terdedah kerapkali kelihatan uzur, rekah, ditumbuhi kulat, reput, berkarat dan mengeluarkan bau yang tidak menyenangkan. Kadangkala bahagian dalam bangunan khususnya bilik air, siling dan dapur juga mengalami keadaan yang sama seperti bahagian luarnya. Keadaan ini menyebabkan bangunan kelihatan begitu hodoh dalam tempoh yang singkat sahaja. Penelitian dalam perkara ini diharapkan akan dapat membantu kita memahami dan seterusnya mengambil langkah-langkah yang bersesuaian untuk mengatasi dan mengurangkan kesan-kesan buruk luluhan iklim ini.










Rajah (1) Kesan Keadaan Basah Pada Dinding Luar Bangunan
(pertumbuhan kulat & lumut, menghodohkan rupa)
2.0 KESAN KEADAAN BASAH
Keadaan basah membahayakan kesihatan dan keselesaan, juga menjadi punca utama kerosakan bahan-bahan binaan dan kemasan. Berikut ialah beberapa kesan buruk keadaan basah dan lembap pada bangunan:
1. Punca bertambahnya pesakit "rhumatism"
2. Menyebabkan nilai rintangan bahan-bahan binaan berkurangan.
3. Menambahkan kondensasi dan ketidakselasaan.
4. Punca utama kerosakan estatik bahan binaan termasuklah peroi oleh garam larutan khususnya kepada dinding telap, mengubah warna dan penanggalan kemasan seumpama plaster dan cat.
5. Punca kerosakan seperti perubahan sukatan atau dimensi, pereputan bahan-bahan kayu, pengaratan bahan-bahan besi, bahan gipsum menjadi lembut, penanggalan perekat penal-penal berlapis dan sebagainya.
6. Keadaan basah juga menjadi asas serangan kulat dan lumut serta bau yang tidak menyenangkan.
3.0 FAKTOR PENYEBAB KEADAAN BASAH
Terdapat banyak faktor atau punca berlakunya keadaan basah dan lembab di bangunan. Berikut ialah beberapa faktor utama yang berkenaan:
1. Simbahan dan perembesan air hujan menerusi dinding dan bumbung.
2. Kemasukan air hujan menerusi rekahan tingkap.
3. Kondensasi pada permukaan dalam bangunan yang terbentuk daripada wap air yang sedia ada di dalam bangunan.
4. Perpindahan air dari tanah menerusi lantai dan terus ke dinding.
4.0 KEMASUKAN AIR HUJAN SECARA PEREMBESAN
Keadaan basah oleh perembesan air hujan kerapkali berpunca daripada tindakan kapilari, graviti, resapan, serapan dan perbezaan suhu. Walaubagaimanapun tindakan kapilari bersama-sama tekanan angin merupakan dua punca utama yang bertindak membawa air dan wap air kedalam bangunan.
4.1 Kesan kapilari
Apabila hujan mengenai permukaan luar dinding telap, ia akan diserap masuk kedalam dinding oleh sedutan kapilari. Nilai serapan biasanya bergantung kepada:
a) Keamatan hujan
b) Kualiti serapan bahan
Sekiranya kuantiti hujan kurang daripada kadar serapan dinding, nilai serapan sebenar bergantung kepada keamatan hujan kerana kesemua air yang menimpa dinding akan diserap masuk kedalam dinding.
Sebaliknya sekiranya kadar serapan dinding lebih kecil daripada kuantiti hujan, satu lapisan air akan terbentuk dan sebahagiannya pula akan mengalir kebawah tanpa diserap oleh dinding.
Sekiranya keamatan hujan adalah rendah tetapi masa turunnya hujan panjang, lebeh banyak air akan sampai ke permukaan dalam dinding berbanding dengan hujan yang lebat di dalam jangka waktu yang singkat.
Apabila hujan turun berterusan di dalam masa yang panjang, wap air yang diserap oleh dinding sebagiannya akan disejatkan dan sebahagian lagi akan terkumpul di dalam dinding sepanjang tempoh hujan. Lama kelamaan keadaan akan menjadi tepu, tambahan air hujan dan takanan angin akan menyebabkan keadaan basah dan lembab terbentuk di bahagian dalam dinding pula.
4.2 Tekanan angin
Disamping kesan kapilari, tekanan angin merupakan satu satunya masalah iklim yang akan menyebabkan kemasukan air kedalam bangunan dan paling sukar diatasi.
Tekanan angin amat berkesan sekali di dalam memasukkan air menerusi rekahan di permukaan dinding, lebeh-lebeh lagi bersama sedutan kapilari yang memang amat aktif di dalam rekahan. Tekanan angin sahaja berupaya memasukkan air menerusi rekahan selebar 0.01 mm. Keadaan ini akan bertambah aktif lagi apabila lebar rekahan semakin besar.
Tekanan angin akan menjadi lebih berkesan lagi apabila satu lapisan air mula terbentuk dan mengalir di permukaan serta menyambung rekahan-rekahan ini. Kombinasi kesan graviti dan tekanan angin ini akan menyebabkan air memasuki ruang secara oblik. Satu rekahan yang mendatar pada dinding berupaya menaikkan air setinggi beberapa sentimeter. Keadaan ini perlu pertimbangan awal khususnya di peringkat rekabentuk lagi.
4.3 Beberapa faktor penting
Cara bagaimana air memasuki komponen bangunan sebenarnya bergantung kepada struktur liang-liang bahan binaan. Setiap bahan binaan memiliki struktur liang-liang yang berbeza-beza diantara satu dengan yang lain. Saiz dan bentuk liang-liang inilah yang akan mempengaruhi proses kemasukan air. Berikut ialah susunan daripada segi keutamaan punca-punca utama kemasukan air:
1.ketelusan bahan
2.rekahan yang disebabkan oleh kesan kembangan dan kecutan bahan
3.perubahan keadaan kelembapan dan suhu.
Rekahan yang kecil khususnya pada dinding-dinding yang tidak berpelaster lazimnya amat besar keupayaannya untuk menyebabkan kesan kapilari berlaku. Keadaan ini menjadi lebeh aktif lagi apabila tekanan angin bersama-sama bertindak membawa air memasuki dinding. Untuk bahan-bahan tuang dulu, air lazimnya meresap masuk menerusi sambungan penal-penalnya. Manakala permukaan yang berpelaster atau bercat pula, kemasukan air ditentukan oleh kualiti dan keserapan lapisan luarnya.
4.4 Pengklasan dinding berdasarkan keadaan basah
1.Dinding padu yang dapat ditelusi air
Dinding jenis ini termasuklah dinding batu-bata, konkrit biasa, konkrit ringan dan blok konkrit. Bahan-bahan ini biasanya telus air. Oleh itu agak sukar untuk diperbaiki supaya tidak telus air kecuali dilapisi dengan bahan pelapis yang tidak resap air pada permukaan luarnya.
2.Dinding bata atau konkrit berongga
Ruang udara diantara lapisan luar dan dalam dinding jenis ini berupaya menghalang penerusan kesan kapilari dan aliran masuk air. Namun begitu kandungan air yang berada dalam rongga ini akan menyebabkan kesan penebatannya berkurangan. Keadaan ini boleh diperbaiki dengan menyediakan
lubang untuk air keluar dan pengudaraan ruang udaranya atau mengisi rongga udaranya dengan bahan-bahan penebat yang tidak boleh menyerap atau mengalirkan air atau dengan menipiskan lapisan luar dan menebalkan lapisan dalamnya.
3.Dinding nipis dan telus air
Kebanyakkan bahan-bahan dinding ringan seperti kayu dan papan lapis adalah tergolong dalam kategori ini. Dinding ini nipis serta tak kedap air menyebabkan kondensasi tidak dapat dielakkan daripada berlaku. Salah satu cara mengatasinya ialah dengan melapiskan bahagian luarnya dengan lapisan kalis air. Apabila keserapan dinding terlalu tinggi, lapisan bahan yang tak telus air seperti paraffin, cat simen yang telah dirawat atau bahan silikon boleh digunakan bagi mengurangkan keserapannya. Lapisan-lapisan daripada bahan elastik yang dibuat daripada bahan bergetah sesuai digunakan untuk memperbaiki dinding yang rekah.
4. MASALAH KEADAAN BASAH KEPADA BINAAN PASANG-SIAP
Masalah utama kepada binaan pasang siap lazimnya tertumpu kepada masalah kemasukan air menerusi tanggam dan sambungannya. Oleh itu kaedah tanggaman dan sambungan inilah yang akan menentukan kejayaan sistem binaan jenis pasang-siap ini . Kaedah-kaedah kawalan kemasukkan air dirumuskan berdasarkan jenis sambungan yang digunakan dalam sistem ini. Berikut ialah tiga jenis sambungan yang utama;
1. Sambungan monolitik tak kenyal
2. Sambungan monolitik kenyal tertutup
3. Sambungan terbuka
1.Sambungan Monolitik Tak Kenyal
Ketahanan air sambungan jenis ini bergantung kepeda kualiti mortar yang tidak mudah rekah. Walaubagaimanapun daripada segi praktikalnya ia kerap rekah. Hal ini terjadi oleh sebab peroses pengembangan dan pengecutan serta perbezaan "setting".
2.Sambungan Monolitik Kenyal Tertutup
Sambungan jenis ini lebeh rapi kerana terdapatnya bahan-bahan kenyal yang digunakan terdiri daripada bahan bergetah seumpama getah-butil atau polisulfid. Namun begitu kualiti kekenyalannya menurun oleh kesan iklim yang menyebabkan bahan ini menjadi reput. Oleh itu untuk mengurangkan kesan iklim ini ia biasanya sambungan ini ditutupi dengan sejenis keluli.
3.Sambungan Terbuka
Ketahanan air sambungan jenis ini ditentukan oleh rekabentuknya. Untuk sambungan yang mendatar keberkesanannya hanya perlu dikawal oleh kesan graviti. Sebaliknya sambungan menegak pula memerlukan pemasangan peghalang hujan untuk mencegah air masuk menerusi rongga sambungan. Oleh itu keberkesanan sambungan jenis terbuka ini bergantung sepenuhnya kepada rekabentuk kekuatan tahan air yang dimilikinya.
 
Rajah(2) Contoh perincian binaan pasang-siap
(sambungan mendatar)
6.0 KONDENSASI
Kondensasi merupakan satu lagi punca kemasukan air dan keadaan basah komponen bangunan yang kerap berlaku dan paling sukar diatasi. Kondensasi terbentuk menerusi pertembungan kedua-dua faktor berikut:
1. Apabila kelembapan relatif di dalam udara adalah tinggi.
2. Apabila satu daripada permukaan dinding atau siling cukup sejuk untuk menyejukkan lapisan udara yang berada berhampiran dengannya kearas di bawah takat mengembun.
Kondensasi boleh berlaku di dalam sebarang iklim sama ada panas-lembap ataupun sejuk. Pencegahan kondensasi biasanya digunakan sebagai salah satu kriteria untuk menentukan keberkesanan penebatan bumbung dan dinding khususnya di dalam menghadapi keadaan sejuk pada waktu malam. Oleh itu analisis jumlah wap air yang terdaya dihasilkan pada kadar pengudaraan yang tertentu dalam berbagai suhu amatlah perlu. Berikut ialah keadaan-keadaan yang mempengaruhi kandungan wap air di udara:
a. Apabila kadar pembuangan wap air bertambah, kesan kondensasi akan berkurangan.
b. Apabila suhu semakin menurun, lazimnya penghuni bertindak mengurangkan kadar pengudaraan dengan menutup tingkap dan pintu.
c. Kadar pembuangan wap air berkurangan sekiranya suhu terus menurun.
Walaubagaimanapun dari segi praktikalnya, terdapat had pegudaraan minimum yang perlu dipatuhi untuk kesihatan disekitar 1 pertukaran udara sejam untuk mengeluarkan bau dan udara terpakai. Oleh itu dengan kadar pengudaraan yang tetap ini, keupayaan pengudaraan membuang wap air sebenarnya bertambah apabila suhu semakin menurun. Keadaan ini dapat dilihat dengan jelas menerusi rajah (3) berikut:

Rajah (3) Perhubungan pengeluaran wap air dan suhu
Keluk-keluk menunjukkan perhubungan diantara kadar pembuangan wap air dan pengudaraan. Kadar pembuangan wap air sebenarnya paling minimum pada suhu diantara 5 dan 10 C apabila pengudaraan juga minimum. Graf ini telah dilukis dengan mengandaikan udara diluar berkelembapan tepu (100%).
5.1 Sebab-sebab berlakunya kondensasi
Apabila terdapatnya tekanan dan suhu udara bertambah panas, ruang udara berupaya menampung lebeh banyak wap air. Sementara itu apabila keadaan menjadi sejuk, sebahagian daripada kandungan wap air ini akan bertukar menjadi air (dikondensasikan). Oleh itu terdapat dua cara bagi mengatasi keadaan ini daripada berlaku:
a. Kurangkan kandungan wap air di udara
b. Jangan benarkan suhu udara turun.
5.2 Punca-punca utama wap air di dalam rumah
Untuk mengatasi masalah pertambahan wap air di dalam rumah tempat-tempat berpuncanya wap air ini perlulah dikesani. Punca utamanya ialah dari tempat mandi, membasuh dan menjemur pakaian yang menghasilkan hampir 1/3 hingga 1/2 daripada keseluruhan penghasilan wap air. Oleh itu pengeringan pakaian seelok-eloknya di luar rumah ataupun alirkan udara ketempat pengeringan. Begitu juga bilik mandi perlu pengudaraan yang secukupnya. Punca kedua ialah tempat memasak dan membasuh pinggan mangkuk atau dapur yang menghasilkan hampir 1/4 penghasilan wap air di dalam rumah. Oleh itu ruang dapur ini juga perlu pengudaraan yang lebeh daripada tempat-tempat lain.
5.3 Jenis-jenis kondensasi
5.3.1.Kondensasi permukaan
Kondensasi jenis ini berlaku apabila udara yang masih tidak tepu bersentuhan dengan permukaan bangunan di bawah suhu takat mengembun, udara ini terus menjadi tepu dan kandungan wap air yang berlebehan akan dikondensasikan. Keadaan ini biasanya menyebabkan permukaan dinding kelihatan basah dan lama-kelamaan menjadi reput dan berkulat. Kadar kondensasi sebenar adalah lebeh kecil daripada yang sepatutnya kerana pertamanya hasil daripada berlakunya kondensasi, aras wap air telah menjadi rendah di kawasan permukaan dan penerusan proses ini terbatas kepada wap air yang dialirkan ke kawasan ini sahaja. Kedua, proses kondensasi menghasilkan haba pendam diantara 6 k.kal/gm yang akan menaikkan suhu permukaan dan membantutkan proses ini seterusnya. Kondensasi permukaan kerap berlaku di permukaan dinding bilik air, dapur dan juga di belakang katil,almari dan lain-lain perabut.
Cara mengatasi:
a. Sediakan penebatan yang secukupnya bagi mencegah suhu permukaan turun di bawah takat mengembun.
b. Sediakan pengudaraan yang secukupnya dan
c. Kurangkan kualiti serapan di permukaan dalam.
5.3.2 Kondensasi di dalam komponen dinding atau bumbung
Pada awal pagi atau lewat malam wap air didalam rumah adalah lebeh tinggi daripada diluar rumah. Keadaan ini menyebabkan pengaliran menerusi dinding ataupun bumbung. Proses kondensasi bermula apabila air mula terkumpul dan dinding bahagian dalam mulai basah. Seterusnya air yang dikondensasikan dibahagian dalam akan terserap, menambahkan lagi kebasahan. Kondensasi ini lebeh serius kerana wap air yang terkumpul di dalam dinding ini menyebabkan kerosakan kepada bahan binaan organik tanpa melihatkan tanda-tanda diluar yang dapat dilihat dengan mata kasar. Kandunga wap air ini juga menyebabkan nilai penebatan bahan berkurangan. Kondensasi jenis ini biasanya berlaku pada dinding berongga, blok konkrit berogga, dinding berlapis dan bumbung berlapis.
Cara mengatasi:
1. Wap air mestilah dihalang daripada mengalir ke dinding denga menyediakan penghalang wap air di bahagian-bahagian tertentu.
2. Wap air yang terkumpul di dalam bumbung dan dinding mestilah dibenarkan keluar dengan cara pengudaraan.
6.0 PERPINDAHAN AIR TANAH KE LANTAI DAN DINDING
Lazimnya bangunan-bangunan di negara kita dikehendaki melengkapkan satu lapisan kalis air yang terdiri dari bahan bitumin diatas rasuk bawah. Tujuan utama lapisan ini ialah untuk mencegah resapan air daripada tanah ke bahagian dinding. Disetengah-setengah kawasan seumpama kaki bukit, dan kawasan yang paras air bawah tanahnya adalah tinggi, keseluruhan lantai bawah tanah perlu dilapisi dengan lapisan kalis air. Kegagalan memenuhi syarat-syarat ini akan menyebabkan kerosakan kemasan lantai dan pereputan bahan dinding. Kawalan kualiti semasa pembinaan adalah kunci kepada penyelesaian masalah kemasukan air menerusi cara ini.
Disamping kaedah diatas, pembinaan longkang pengalir air disekeliling rumah bagi mengalirkan air hujan daripada paip turun air juga diperlukan. Kaedah ini juga diterapkan dengan pembinaan apron yang sesuai di sekeliling tembok rumah. Cara-cara ini dapat mengurangkan kemasukan air ke bahagian bawah lantai dan dinding. Sekiranya kandungan dan tekanan air tanah adalah tinggi,kerapkali pembinaan lonkang bawah tanah ataupun pembinaan latai gantung diperlukan.
7.0 CONTOH-CONTOH MASALAH TEKNIKAL KEMASUKAN AIR:
7.1 Kemasukan air menerusi bumbung dan bahagian atas bangunan.
MASALAH CARA MENGATASI
(A)
Air masuk oleh tekanan angin Sudut kekisi ditiruskan,
dan kesan kapilari pada dirapatkan dan unjuran
bumbung bertingkat dipanjangkan.
(B)
Air tiris oleh susunan Susunan genting mestilah
genting yang tak rapi rapi dan tepat.
(C)
Air tiris melalui "flashing" Bahan untuk "flashing"
yang terlalu ringan dan mestilah kokoh dan
pertindihannya pendek pertindihannya lebar
(D)
Kemasukan air menerusi Pertemuan dua cerun
ketidaktepatan perincian mestilah cukup lebar
dua cerun bumbung atau dimatikan oleh
"flashing"
(E)
Air teresap keluar menerusi Perlindungan oleh
rekahan konkrit dan bata lapisan kalis air
dinding parapet dan perincian binaan
yang tepat
(F)
Pintu terbuka kedalam tanpa Pintu terbuka keluar,
perlindungan merumahi tangga berbendul dan berpeneduh.
menuju kearas bumbung rata
(G)
Air melempah apabila talang Pastikan talang tidak
dan lubang ke paip turan tersumbat oleh dedaun
tersumbat dan reput serta dan sampah melalui
membasahi dinding pengawasan berterusan
7.2 Kemasukan air menerusi elemen dinding dan lantai
(H)
Air meleleh pada elemen Rekabentuk alur cekung
horizontal ke dinding dapat memutuskan aliran
oleh penerusan aliran air.
(I)
Air meresap masuk menerusi Perincian binaan rangka
sambungan bebingkai dan kepala dan kaki tingkap
rangka tingkap mestilah bersesuaian.
(J)
Air melempah masuk dari Aras lantai balkoni
balkoni ke bilik mestilah lebeh rendah
dan terdapat corong air
keluar.
(K)
Bahagian bawah rangka pintu Bahagian bawah rangka
reput,khususnya pintu bilik pintu elok dibuat daripada
air konkrit. 
(L)
Bahagian bawah dinding luar Lapisan kalis air mestilah
bertompok-tompok dan disapukan sepenuhnya dan
sentiasa basah dikawal semasa pemasangan.
(M)
Lantai tingkat bawah sentiasa Keseluruhan bahagian bawah
basah dan berbau lantai perlu dilapisi oleh
lapisan kalis air.
9.0 KESIMPULAN
Keadan basah dan lembap telah dibuktikan sebagai punca utama kerosakan bahan dan estatika bangunan yang telah memendekan hayat bangunan serta mempercepat pengusangan. Sebahagian besar keadaan ini berpunca daripada masalah teknikal yang boleh dikawal di peringkat rekabentuk dan sebahagian lagi di peringkat pembinaan. Kawalan kualiti, kefahaman terhadap kesan-kesan elemen iklim, perician pembinaan yang tepat dan spesifikasi bahan dan pembinaan yang betul serta pemilihan kemasan yang bersesuaian akan dapat mengurangkan sebahagian daripada kesan negatif keadan ini dan seterusnya dapat menjimatkan sebahagian besar kos penyelengaraan bangunan.
9.0 RUJUKAN
  1. B.A Richardson. Remedial Treatment of Buildings, 2nd.Ed. Butterworth-Heinemann Ltd. 1995.
  2. T.A Oxley. Dampness in Buildings, 2nd.Ed.Butterworth-Heinemann Ltd. 1994.
  3. B.Givoni. Man, Climate and Architecture, Applied Science Publishers. 1976.